Kutipan dari Peter Sealey, Director of Global Marketing for
Coca-Cola, ini juga menarik untuk kita simak: "Akan ada anak muda global.
Ini anak-anak yang sama yang Anda lihat di Tokyo, London, Los Angeles, dan
Jakarta."
Di tengah-tengah
permintaan instant gratification, ada ledakan pertumbuhan jumlah anak muda,
sebuah kelompok yang secara biologis tidak kenal sabar. Hal ini terutama terjadi
di negara-negara yang sedang berkembang. Di Amerika Serikat jumlah anak muda
akan tumbuh secara biasa, tetapi di Eropa dan Jepang pertumbuhan tidak akan
terjadi. Di Meksiko, 50 persen populasinya berada di bawah umur 20 tahun, di
Gurun Sahara 60 persen populasinya di bawah 20 tahun.
Anak muda global kini
adalah generasi pertama yang terhubung secara global. Budayanya tetap berbeda,
misalnya antara Indonesia dan Korea, tetapi anak muda Indonesia dan anak muda
Korea lebih mirip satu sama lain dibanding orang tua mereka. Saat ini semua
anak muda sama-sama memiliki iPod, rubber wristband, bodyspray dan masuk dalam
tagasama Facebook dan Twitter.
Generasi Baby Boomer
memiliki televisi di zamannya, Generasi X memiliki MTV dengan musik dan
fashion-nya yang membentuk budaya global. Generasi selanjutnya memiliki
Internet dan komunitas interaktif. Dengan teknologi penghubung yang semakin
canggih, kita akan semakin menghela napas atas kecepatan perubahan. Namun di
era mendatang, tren yang akan terjadi bukan hanya seputar teknologi, melainkan
juga meledaknya culture (budaya) atau subculture (budaya kecil). Pada dekade
ini, kelak akan muncul Generasi “C”, yaitu generasi Connected, Create,
Community, Customize, Co-creation, Curious, Control C.
Generasi ini terbentuk oleh
mindset yaitu kreativitas di arena digital. Mereka yang berada di generasi ini
adalah anak muda berusia antara 10 hingga 35 tahun. Generasi ini memiliki ciri
khas tersendiri. Untuk lelaki, cirinya adalah seperti yang dijelaskan pada
tabel:
Anda dapat mengidentifikasi
Generasi C dari isi kamarnya. Kamarnya berisi berbagai peralatan digital,
seperti TV digital, komputer PC, Apple, ipod, instrumen musik, iPhone dan
lain-lain. Dunia mereka berada pada transaksi perhatian yang terus-menerus
(continuous partial attention). Mereka tidak pernah lelah dan jemu mengecek
gadget mereka untuk mendapat cerita baru atau komentar baru. Jadi kita akan
memasuki ekonomi "perhatian" (Attention Economy).
Mereka menangkap cerita dan berbagi hidup dengan komunitas-pada
prinsipnya mereka adalah digital story teller. Konsekuensinya, dalam pemasaran,
storytelling akan semakin penting daripada produk itu sendiri. Mereka
menciptakan iklan versi mereka sendiri dan mengabaikan versi perusahaan,
sehingga kini perusahaan memberdayakan mereka dalam membuat cerita
akhiriklannya (ending story). Perusahaan harus memberikan kesempatan untuk
berkolaborasi dan cocreation, sehingga mereka merasakan kepemilikan
(ownership). Generasi C sangat menghargai kreativitas dan punya hasrat yang
sangat tinggi untuk mendapatkan keahlian baru. Jadi mereka sangat memuja merek
yang memberi mereka jalan untuk mencipta, seperti Apple.
Bagaimana cara engage
dengan Generasi C:
---------------------------------------------------------
Website Raja Rak Minimarket yang lain :
Posting Komentar