
Belilah Aset yang Sesuai
Beberapa orang mengatakan
bahwa semua yang menjadi miliknya adalah aset. Rumah, tanah, mobil,sepeda
motor, dan semua benda yang bernilai tinggi dikatakan sebagai aset. Dalam
uraian ini saya tidak mengartikan aset itu seperti yang dipandang beberapa
orang. Aset menurut pengertian "beberapa” pemilik toko adalah apa yang
kita miliki seperti rumah atau tanah, sebagai suatu benda yang dapat
menguntungkan. Dalam pengertian, benda-benda itu akan memberikan penghasilan
walau kita tidak bekerja. Misalnya, rumah yang Anda miliki berada di lokasi
strategis, seperti di dekat pasar, di tepi jalan raya yang ramai, di lokasi
dekat dengan kampus. Rumah tersebut akan memberikan penghasilan pada Anda
karena dapat dijadikan sebuah ruko yang kemudian disewakan pada orang yang
membutuhkan. Rumah itu bisa juga dijadikan sebagai rumah kos yang akan
menghasilkan uang meskipun pemiliknya tidak bekerja. Begitu pula dengan tanah
yang baru saja Anda beli. Tanah Anda pun dikatakan sebagai aset jika kemudian
diolah dan menghasilkan uang. Sebaliknya, bila tanah Anda “hanya dibeli"
tetapi tanpa digarap, dan Anda hanya mengharapkan tanah itu akan mengalami
kenaikan harga di kemudian hari, maka tanah tersebut bukanlah aset yang
produktif karena tidak menghasilkan uang dalam jangka pendek.
Aset menurut seorang
customer lain. adalah benda yang bernilai tinggi yang bisa memberikan
penghasilan untuk pemiliknya. dan untuk masa kedepannya nilai jual benda
relatif tinggi. Mobil yang Anda miliki juga akan menjadi aset, bila Anda
menyewakan mobil tersebut untuk menghasilkan uang, dan kemudian menjualnya
dengan harga yang menguntungkan. Atau Anda membeli seperangkat komputer untuk
melengkapi "artel, itu pun sebuah aset karena akan memberi penghasilan
untuk Anda, walau dengan harga komputer tersebut akan menyusut" ketika
menjualnya. Kalau bisa saya rumuskan pengertian aset di sini adalah benda yang
bernilai tinggi yang akan memberikan penghasilan pada kita tanpa kita harus
bekerja Penghasilan yang kita terima pun Penghasilan rutin, bukan dari nilai
bendayan kita jual dikemudian hari. yang
Lebih baik lagi bila Anda
membeli aset yang dapat menambah ashin flow toko. Cash in flow yang didapat
dari aset akan memperbesar toko. Pak Acong setelah melewati dua tahun usahanya
memikirkan hal ini Mengapa dia berpikir begitu? cash in flow harus beribu-ribu
kali lipat melewati cashout flow. Aset yang Anda beli yang tidak menghasil
apa-apa akan sangat merugikan bagi usaha toko, bila Pembeliannya memakai uang
keuntungan usaha tersebut.
Seorang customer pada tahu
membuka toko, keadaan tokonya ST. oleh Pengunjung. Dana yang mengalir . tokonya
masih minim, dia berpikir bagaimana agar tokonya bisa memiliki Pengunjung yang
banyak. Yang pertama dipikirkan adalah membangun wartel yang bertujuan untuk
memancing agar banyak pengunjung datang ke tempatnya. Aset yang dibelinya
adalah seperangkat peralatan wartel, yang diperkirakan dalam setahun modal akan
kembali. Investasi dengan mendirikan wartel di muka toko atau di samping toko
itu merupakan aset yang akan memberi penghasilan. Sejak didirikan wartel, toko
tersebut mulai ramai dikunjungi oleh konsumen. Selain itu, wartel yang
didirikan akan menjadi sumber dana potensial bagi perkembangaan toko.
Orang-orang yang bertelepon tentunya akan membayar tunai. sedangkan pemilik
toko akan membayar rekening tagihan pada akhir bulan. Dengan demikian, sebelum
membayar tagihan itu terdapat idle money atau uang menganggur, yang bisa
dimanfaatkan oleh pemilik toko sebagai sumber dana.
Berbeda dengan customer
yang lain. Dia membeli aset sebuah rumah kecil bersebelahan dengan tokonya,
kemudian membukanya sebagai usaha persewaan VCD bersama seorang saudaranya
dengan cara bagi hasil. Persewaan VCD bagus sekali untuk mendampingi toko yang
Anda miliki. Dari hasil persewaan kaset VCD ini akan mengalir dana masuk yang
lumayan untuk memperbesar toko.
Menurut saya, sebaiknya
Anda jangan membeli aset yang tidak memberikan penghasilan tambahan pada
keuangan Anda. Membeli rumah yang tidak dimanfaatkan akan menambah kewajiban,
seperti harus membayar rekening listrik, telepon, air. pajak bumi dan bangunan,
dan biaya-biaya untuk renovasi kalau rumah butuh perbaikan. Kalau Anda jeli
menghitungnya, berapa kerugian yang akan diderita dengan membeli aset yang
tidur itu. Begitu pula bila membeli sebuah mobil tanpa digunakan, Anda tetap
akan memiliki kewajiban untuk membayar pajak kendaraan maupun bunga dibank bila
membelinya secara kredit.
Membeli aset yang sesuai
di sini dimaksudkan agar aset yang dibeli itu dapat memperbesar toko Anda. Aset
yang Anda beli itu sebaiknya tidak menimbulkan suatu kewajiban yang harus
dibayar, melainkan selalu memberi penghasilan secara terus menerus. Aset itu
tidak pula mengganggu aliran dana di usaha toko milik Anda, tetapi menambahnya
serta mendukungnya.
A. Belilah Aset Setelah Toko Untung
Bukanlah “basa-basi"
bila Anda akan menginginkan sesuatu setelah melihat kenyataan toko Anda
mengalami kemajuan pesat. Benda yang paling dekat dan serins menjadi impian
adalah sepeda motor atau mobil, dan meningkat lagi adalah rumah tinggal yang
cukup baik. Kemudian Andapun bermimpi untuk memiliki tanah yang
berhektar-hektar luasnya. Semua impian itu bukanlah impian di siang bolong,
untuk ukuran seseorang yang telah memiliki sebuah usaha. Anda pasti akan meraih
impian itu Sayangnya, banyak sekali customer saya menjadi bangkrut akibat
"ketergesaannya" untuk memiliki benda-benda itu. Di samping itu,
customer saya menjadi “khilaf" karena tidak bisa membedakan antara benda
yang bisa dibeli sebagai aset yang menghasilkan, dengan benda yang dibeli hanya
sebagai aset yang pasif. Celakanya, toko yang kelihatan besar menjadi tolok
ukur kemajuan usaha, lalu dengan tangkasnya membeli dengan cara membabi buta.
Maksudnya untuk investasi, tapi akibatnya bahkan membuat cash flow tokonya terganggu.
Membeli aset setelah toko untung adalah suatu tindakan yang aman
bagi Anda sebagai pemilik toko. Masih ingat dengan Mas Jonet, yang akan membeli
aset pada akhir tahun setelah perhitungan laba tokonya memadai. Ingat pada Bu
H. Asti yang naik haji, semua itu dilalui setelah tokonya mengalami untung.
Lebih hebat lagi, yang dilakukan oleh Pak Acong. Dia bahkan beberapa tahun
sebelum tokonya menjadi besar tidak mau membeli aset apapun. Menurut
perhitungannya, membeli aset yang menimbulkan kegoyahan pada toko, dapat
merugikan perjalanan kemajuan toko itu sendiri. Toko yang semakin besar
diperlukan modal yang cukup besar pula. Masalahnya sekarang bagaimana
menggunakan modal yang sudah ada itu agar bertambah besar. Membeli aset memang
salah satu caranya. Tapi, menurut Pak Aconglagi, sebaiknya membeli aset setelah
toko betul-betul untung. Dan asety ang paling dekat dengan bisnis toko adalah
rumah tinggal. Kalau tidak disewakan, bisa digunakan sebagai gudang. Disewakan
sebagian dan dipakai sendiri bagian sisanya. Sehingga selain mendapatkan uang
sewa, Anda juga bisa menggunakan sendiri.
Kalau mau mengikuti ide
yang disampikan oleh penulis buku The Richman in the Babilon bahwa untuk
membeli aset, Anda harus mengumpulkan sepersepuluh penghasilan Anda. Dari
penghasilan yang telah Anda kumpulkan itu, akhirnya Anda bisa meraih impian
untuk membeli aset yang bisa menghasilkan uang. Dengan demikian, uang yang ada
di toko akan aman dari gangguan untuk membeli aset. Lalu aset apa selain rumah
dan tanah yang bisa memberi penghasilan?
Untuk membeli aset yang
memberikan penghasilan pada pemiliknya. di tiap kota tidaklah sama seperti
kalau membeli aset di kota-kota besar. Dikota-kota kecil yang populer adalah
sebidang tanah yang kemudian dikelola untuk mendapatkan sebuah penghasilan.
Bila Anda berusaha di kota-kota yang tanahnya subur untuk ditanami, tanah
ideallah yang menjadi aset bagi Anda. Bila Anda berusaha di kota pelajar, yang
kebetulan tidak jauh dengan kampus yang besar, rumah tinggallah yang akan
menjadi aset bagi Anda. Sementara itu, Anda yang berusaha di kota-kota besar
selain rumah tinggal dan tanah, "lokasi parkir" pun dapat menjadi
aset karena akan memberikan penghasilan. Seorang teman saya rela
membuanguangnya hanya untuk membeli sebuah “WC" dan "kamar
mandi" di sebuah pasar dan terminal. Karena apa? Karena WC dan kamar mandi
itu sebagai aset yang memberi penghasilan lumayan tanpa harus bekerja.
Begitupula stan-stan pasar yangbaru dibangun, bila Anda telah memiliki
"untung" berhak untuk memburunya. Belum lagi bila Anda telah memiliki
keuntungan bermiliarmiliar dari toko yang telah berkembang menjadi toko serba
ada. Anda tentunya akan menyukai sebuah bisnis waralaba sebagai aset yang
memberi penghasilan cukup untuk melebarkan sayap toserba Anda. Semua itu bukan
impian di siang bolong. Semua tergantung pada Anda, bagaimana mengelola aset
yang Anda beli itu agar dapat memberi penghasilan yang maksimal.
Sekarang masalahnya, Anda
harus pandai-pandai mengukur sejauh mana toko Anda telahmemperoleh keuntungan.
Agar toko Anda tidak terganggu cash flow-nya, kunciutamanya Anda harus
benar-benar menghitung jika toko Anda telah untung. Sebaliknya, bila tidak
untung janganlah mencoba untuk membeli aset. karena akan mengganggu aliran dana
toko Anda. Seorang customers aya tokonya ambruk. tidak bisa membayar pada
supplier maupun toko agen yang memasoknya, karena terburu-buru membeli aset.
Apalagi aset yang dibelinya adalah aset “bobok" sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Setelah tidak dapat melengkapi
barang-barang yang ada di toko, barulah disadari kalau konsumen itu menjadi
banyak jika barang yang dijual itu lengkap. Kalau toko Anda tampak bolong,
siapa yang akan datang ketoko Anda, yang tidak tampak"semarak" itu.
B. Bertindak Jelilah dengan Aset Anda
Bertindak jeli pada aset
yang Anda miliki sangat diperlukan untuk mengantisipasi kerugian yang semakin
besar. Suatu saat Anda pasti telanjur membeli aset yang menurut Anda sangat
murah dan menguntungkan. Tapi, apakah aset yang dibeli itu akan segera menghasilkan
uang seperti yang diharapkan? Misalnya, membeli sebidang tanah yang menurut
Anda murah, tetapi baru bisa menjualnya lima tahun kemudian, dengan harga
menurut perkiraan akan tinggi. Bertindak jelilah seandainya tanah yang akan
dibeli itu ternyata bukan di kawasan strategis atau daerah yang bisa berkembang
menjadi suatu Permukiman dengan cepat. Anda pasti akan kecewa karena tidak
mustahil menjual tanah tersebut akan sulit setelah membelinya. Alternatif yang
bisa digunakan bila Anda in membeli rumah atau tanah "hanya" sekadar
investasi tanpa mengharap penghasilan, sebaiknya Anda mendatangi departemen
yang akan menjelaskan mengenai rencana pembangunan kota di tempat tinggal Anda.
Memilih rumah tinggal dan tanah dilokasi yang kemungkinan besar
akan berkembang dapat membantu Anda mengelola aset agar tidak rugi. Yang
terpenting disini sebenarnya adalah membeli aset yang dapat menghasilkan. Untuk
itu, bertindaklah jeli dengan aset yang akan Anda beli itu, karena aset itu
meskipun tidak menghasilkan dalam jangka pendekakan menghasilkan untuk jangka
panjang. Itulah yang akan menjadi sasaran utama, yaitu membeli asetyang sesuai
dengan kantong dan keuntungan toko Anda. Dan aset yang Anda belipun tidak
sampai menggoyahkan cash flow toko, meskipun aset itu berjenis aset tidur tidak
menghasilkan apa-apa.
Begitu pula aset-aset yang
bukan berupa tanah atau rumah. Sebaiknya Anda segera menjualnya kembali jika
memang aset itu tidak menguntungkan dan di kemudian hari harganya tambah
merosot. Misalnya, wartel yang dibangun oleh customer saya tadi. Bila wartel
dalam satu tahun masih belum bisa mengembalikan modal awal yang dikeluarkan,
sebaiknya sebagai pemilik toko berpikir ulang untuk segera menjual aset itu
atau mempertahankan. Kalau perlu membeli aset lain yang lebih banyak
menghasilkan uang Atau kalau ternyata kehadiran wartel itu membuat toko banyak
dikunjungi orang, tetapi pengembalian modal masih dua atau tiga tahun kemudian,
Anda harus berpikir untuk mencari “solusi" memperbaiki atau menunjang aset
itu dengan sarana lain supaya wartel yang Anda miliki dapat lebih menghasilkan.
Misalnya, mungkin
wartel tidak memiliki kipas angin sehingga membuat pelanggan Anda merasa tidak
nyaman bertelepon. Sebaiknya, belikanlah kipas angin sebagai penunjang agar wartel memiliki banyak
pengunjung.
Bertindak jeli pada aset
yang dimiliki adalah upaya kita agar tidak rugi dengan investasi yang telah
dikeluarkan. Dengan hanya memberi sarana penunjang aset itu akan meningkatkan
penghasilan. Begitu pula bila Anda mempunyai sebuah rumah untuk disewakan atau
dikoskan pada orang lain. Tunjanglah aset Anda dengan bebera pasaranya hingga
aset itu mampu memberikan penghasilan lebih. Bila selama ini wc dan kamar mandi
di rumah yang Anda koskan hanya dua, Anda bisa menambahnya dua lagi supaya
kebutuhan wC dan kamar mandi bisa terpenuhi, yang akhirnya memberi keyamanan
bagi penyewa.
C. Aset yang Menghasilkan Uang
Seperti pada permulaan
babini, bila ingin membeli aset, maka belilah aset yang
menghasilkan uang. Aset yang menghasilkan uang tentunya akan dapat
membantu meningkatkan keuangan pribadi Anda, tanpa harus mengganggu kelancaran
arus uang yang ada di usaha Anda. Memisahkan antara uang yang ada di toko
dengan uang yans akan ian sebagai aset perlu diperhitungkan juga. Jangan sampai
uang yang akan Anda belikan aset itu merupakan modal yang dimiliki toko. Banyak
sekali kesalahan yang dilakukan oleh customer saya mengenai hal yang satu ini.
Selain membeli aset yang bop tanah, ataupun mobil, ia juga membeli
barang-barang elektronik kebutuhan rumah tangga, seperti TV, kulkas, radio, dan
VCD. Uang hasil berjualan bisa jadi setiap bulannya akan digunakan untuk
membayar sekolah anak-anak, membayar rekening listrik, rekening * atau telepon,
atau keperluan-keperluan Setelah sekian lama hal-hal itu dilakukan, tidak
disadari akhirnya persediaan uang yang ada di toko menjadi berkurang.
sebelumnya mampu untuk membeli barang sejumlah 1 tapi tiba-tiba hanya mampu
untuk membeli barang 200 ribu. Itulah yang dapa memperparah kondisi toko dan
baru disadari di kemudian hari.
Seorang customer saya yang
lain seperti Mas Rochim, memanfaatkan uang yang berasal dari keuntungan tokonya
untukaset yang dapat dibelinya dengan mudah dan sekejap saja menghasilkan uang
Misalnya, membeli alat Penggiling daging, tepung beras, dan kopi, serta alat
pemarut kelapa. Alat-alat itu meskipun tidak bernilai tinggi tapi segera
menghasilkan uang. Dan bila dihitung. menurut Mas Rochim modalnya akan kembali
setengah tahun saja. Selebihnya Mas Rochim akan memetik hasil dari aset yang
dibelinya itu. Jadi, memilih aset tidak harus berharga tinggi, tapi bisa pula
yang berharga rendah dan menghasilkan uang setiap waktu.
Berbeda dengan customer
saya yang lokasi tokonya di sebuah desa. Dia membelanjakan uang keuntungan dari
tokonya untuk membeli seekor sapi yang diharapkan akan beranak Pinak. Sapi yang
beranak pinak itu akan "menjadi aset yang memberikan penghasilan di
kemudian hari. Di samping itu, juga akan memberikan penghasilan kalau disewa
seorang petani untuk membajak sawah. Pemikiran yang sederhana ini terkadang
bisa dilupakan orang pada tempat tinggal yang berbeda. Apabila orang kota lebih
menyukai tanah dan rumah sebagai aset orang ditempat lain mungkin bisa berbeda,
tergantung dari kondisi masyarakat serta kebiasaan masyarakat sekitar. Kisah
lain dari seorang teman saya di kantor dia tidak tertarik membeli sebuah rumah
di perumahan sebagai aset atau investasinya. Tetapi lebih menyukai membeli
tanah yang bisa ditanami apel, sayuran, dan buah-buahan lain di kota
kelahirannya. Karena menurutnya uang yang saat ini digunakan untuk sepetak
rumah di perumahan yang bertipe 36 bisa dibelikan tanah yang luasnya lumayan di
desanya.
Membeli aset yang dapat
menghasilkan uang menurut saya bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada di sekitar rumah atau toko Anda. Berbeda lagi dengan seorang customer saya
yang lain. Keuntungan toko yang diperoleh digunakan untuk membeli seperangkat
peralatan pesta dengan pertimbangan bahwa alat-alat itu saat ini tidak ada yang
mengusahakan. Peralatan pesta yang dibelinya lengkap mulai dari piring. kursi,
tenda, sampai dengan peralatan audio. Dari peralatan ini, dia bisa
mengembalikan sejumlah uang untuk membeli aset itu. Jadi membeli aset yang
menghasilkan dapat Anda atur sendiri menyesuaikan dengan kondisi pasar saat
itu. Di kota orang cenderung membeli rumah dan tanah sebagai asetnya. Orang
desa bisa memilih tanah, atau binatang peliharaan sebagai asetnya. Akan tetapi,
yang penting uang yang digunakan untuk membeli aset tidak berasal dari uang
yang ada di toko milik Anda. Apabila uang itu merupakan aliran dana toko Anda,
maka dapat dipastikan aset yang Anda beli itu akan menjadi bumerang yang
merugikan.
D. Selalu Perlukah Membeli Aset?
Kadang kala membeli aset bersentuhan dengan keberanian seseorang
berspekulasi. Seseorang yang membeli dengan cara berspekulasi bila beruntung
akan mendapatkan aset yang diimpikan. Tetapi, kalau Anda tidak terbiasa dengan
pola ini, maka tunggulah sampai keuntungan toko Anda memenuhi untuk membeli
aset yang Anda inginkan. Memang, tidaklah selalu perlu untuk membeli aset untuk
sebagian pemilik toko yang “pasrah" pada penghasilan toko sebagai sarana
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berlainan dengan Anda yang saat ini
berkomitmen penuh pada usaha toko itu sebagai penghasilan utama. Membeli aset
sangat perlu sebagai penunjang perkembangan toko Anda.
Menurut Pak Acong, setelah
toko mengalami kemajuan pesat, ia menunjang perkembangan tokonya dengan membuka
pabrik mi untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar dari penghasilan toko.
Dari mana uang itu sehingga dia mampu membangun sebuah pabrik? Rahasia yang
diungkapkan pada saya, pada permulaan investasi, dia membeli sebuah rumah yang
dekat dengan kampus dan digunakan sebagai rumah kos. Setelah beberapa tahun
rumah kos itu menghasilkan, dia membeli rumah lagi di sebuah perumahan yang
berpotensi untuk berkembang sebagai perumahan yang ramai. Rumah-rumah yang
dibelinya di real-estate kemudian dijualnya dengan harga tinggi, tapi
sebelumnya dikontrakkan beberapa waktu kepada orang lain. Aset-aset berupa
tanah, rumah, dan benda-benda yang bernilai tinggi lain kemudian dijualnya satu
per satu dan uangnya dihimpun untuk membeli sebidang tanah di pinggiran kota
yang per meternya berharga murah. Di atas tanah itu kemudian didirikan bangunan
sebagai pabrik pembuatan mi. Begitulah proses “mendirikan" pabrik mi itu
berawal. Membeli aset sedikit-sedikit. kumpulkan, dan juallah untuk mendapatkan
aset lain yang berharga murah. Begitulah awalnya sehingga Pak Acong menjadi
orang yang sukses.
Apa yang dilakukan oleh
Pak Acong adalah salah satu contoh untuk mendapatkan aset yang bernilai besar.
Namun, ada cara-caralain yangmungkin sebagian orang menganggap jitu dengan
caranya sendiri. Misalnya, uang yang diperolehnya dari bisnis toko dibuat untuk
memperbesar tokonya dengan membeli barang-barang keperluan toko. Uang itu
dibelikan barang-barang "gangdo" yang kemudian dijual di kemudian
hari bila harganya tinggi. Seorang customer saya yang lain, pada saat gula
melimpah memborong gula itu dan menimbunnya hingga bergudang-gudang. Pada saat
gula "langka" customer saya menjualnya sedikit demi sedikit. Membeli
gula bisa menjadi aset, tapi memperoleh penghasilan di kemudian hari. Idealnya,
jika bisa saya rumuskan bahwa disamping nantinya aset itu akan bernilai jual
tinggi, aset itu juga akan memberikan penghasilan walau kita tidak bekerja.
Aset-aset seperti inilah yang harus diburu. Mengapa tidak segera mencarinya?
E. Mengendalikan Kewajiban yang Harus Dibayar
Mengurangi kewajiban
berarti mengurangi cash out flow. Kewajiban suatu toko juga dipengaruhi oleh
besar kecilnya kewajiban yang harus dibayar. Bila cash inflow toko lebih kecil
dari cash out flow, bencana pasti akan menimpa Anda. Toko menjadi tidak
seimbang lagi karena harus mengeluarkan sejumlah uang yang melebihi pemasukan
toko. Bisa jadi, tagihan yang dibayar melebihi laba penjualan yang diterima
toko.
Mengurangi kewajiban berarti Anda harus mengendalikan pengeluaran
- pengeluaran yang ada. Sering kali kita tidak sadar dengan banyaknya kewajiban
kecil yang harus dikeluarkan, seperti membayar rekening listrik. PDAM, telepon,
handphone, kartu kredit, atau hutang - hutang pada supplier. Meningkatnya
rekening - rekening tersebut dapat mengganggu cash flow toko. Seorang customer
saya selalu berhati-hati dengan kewajibannya. Misalnya, bila ada pipa air yang
bocor dengan cepat memperbaikinya tanpa harus menunggu kerusakan lebih parah,
karena kerusakan itu dapat menambah biaya rekening semakin tinggi. Bila
menggunakan listrik customer saya juga memperhatikan. Dia mematikan lampu-lampu
yang tidak dipakai dan segera pula mematikan lampu-lampu yang digunakan malam
hari. Dia akan mematikan lampu depan tokonya pada pukul lima pagi dan
menghidupkannya pukul enam sore. Memang. bila dihitung tidaklah seberapa
selisihnya,tapi dia rupanya mendisiplinkan diri untuk tidak boros dengan segala
sesuatu yang harus dibayar dengan uang. Begitu pula bila menggunakan telepon.
dia akan berbicara seperlunya dan menghindari menelepon bila tak penting.
Memiliki handphone saat
ini memang sedang musim. Semua orang dapat bergaya dengan handphone di
genggaman tangannya. Hanya orang-orang yang memiliki kelebihan uang yang bisa
memakai handphone, begitulah image yang berkembang akhir-akhir ini. Herannya,
meskipun memiliki uang. Pak Acong sama sekali tak tertarik dengan benda yang
satu ini. Kelihatannya "lucu", orang sesukses dia tidak memiliki alat
komunikasi untuk menghemat waktunya. Ternyata Pak Acong menilai bahwa memakai
handphone baginya adalah suatu pemborosan. Memang betul, menggunakan pesawat
yang satu ini akan menimbulkan suatu kewajiban pada pemiliknya. Pulsa handphone
yang dibayar tiap bulan itu akan menjadi kewajiban yang harus dipenuhi. Kalau
boleh saya katakan "arogan". Pemilik handphone “dipaksakan"
untuk selalu membayar kewajibannya. Menurut saya tidaklah dilarang memiliki
handphone. Akan tetapi, bila handphone tersebut hanyalah sebagai benda
inventaris belaka, maka memiliki HP sangatlah berbahaya. Apakah tidak sebaiknya
memakai telepon konvensional saja?
Kartu kredit yang Anda
miliki juga dapat menambah kewajiban, terlebih jika kartu ini tidak sering
digunakan. Kartu kredit tak jarang akan menjerat seseorang untuk berhutang
melebihi kemampuannya.Pakailah kartu kredit untuk keperluan-keperluan
strategis. Seorang customer saya menggunakannya dengan bunga 1 persen, untuk
membeli barang di toko khusus, kemudian barang itu dijualnya kepada orang lain
dengan keuntungan tertentu dan mendapatkan uang tunai. Kemudian uang tunai yang
didapat digunakan untuk membeli barang keperluan tokonya, yang bisa dijual
dengan cepat. Uang tunai yang diperolehnya dari penjualan barang yang dibelinya
dengan kartu kredit dapat berfungsi sebagai cash flow. Lebih berbahaya lagi,
bila terlambat membayar kartu kredit, tentunya akan dikenai denda yang cukup
lumayan. Bunga yang harus dibayar tersebut akan meningkatkan kewajiban.
Di sisi lain, membeli
produk-produk yang kurang laku dengan cara kredit juga dapat meningkatkan
kewajiban kita. Cash flow toko akan terganggu karena uang Anda
"membeku" menjadi barang yang tidak laku. Sebaiknya membeli
barang-barang yang kurang laku itu dengan cara konsinyasi. Dengan demikian,
Anda tidak dibebani hutang yang harus dibayar sebelum barangitu laku.
Karenanya, membelibarangyang tidaklakuitu akan meningkatkan kewajiban seorang
pemilik toko, bila membeli secarakredit putus atau secara tunai.
Mengurangi kredit properti
dalam jangka panjang. Membeli rumah pada saat cash inflow toko Andarendah
sebaiknya jangan dilakukan. Tetapi sebaliknya, memilih kredit dalam jangka
pendek, karena jika semakin lama jangka waktu kredit yang diminta, maka
kewajiban yang harus dibayar akan besar sekali. Segeralah menutup atau melunasi
kredit tersebut ketika keuntungan Anda telah berlipat-lipat melampaui cash out
flow. Dengan demikian, belilah aset yang tidak menimbulkan kewajiban yang harus
kita bayar, tetapi aset itu selalu memberi penghasilan walau kita tak bekerja
untuk asetitu. Sebaliknya. asetlah yang bekerja untuk kita.
Belajar dari Robert
Tpengarangbuku Rich Dad Poor Dad, berlatihlah untuk meningkatkan penghasilan
Anda dengan cara membeli aset yang menghasilkan. Karenanya, setiap kali Anda
sebagai pemilik toko setelah tutup buku di akhir tahun, berpikir dan burulah
aset yang menurut Anda dapat memperbesar penghasilan. Berbisnis membuka toko
adalah awal Anda untuk meraih aset yang Anda inginkan kelak. Karena usaha
membuka toko diyakini dapat memberi penghidupan pada orang-orang yang mau
mencobanya.
Kalau kita mau
mengevaluasi ulang. mengapa etnis Tionghoa lebih berkonsentrasi dengan bidang
pekerjaan ini dan tidak memilih bidang lain. Karena membuka toko adalah ajang
belajar bisnis yang paling sederhana. Ada suatu kisah, yang mungkin bisa saya
ceritakan disini. Barangkali, menurut pandangan secara pragmatis, etnis
Tionghoa yang hidup dikota-kota besar memiliki suatu ciri khusus yang sering
menjadi persepsi buruk. Yaitu sebuah komunitas yang selalu berkelompok dan
tersentralisasi di suatu tempat. Tetapi, suatu ketika saya dapat menepisnya
setelah melihat dengan kenyataan bahwa sebenarnya tidak seperti pandangan umum.
Mereka sebenarnya sama seperti warga biasa, berdampingan dan hidup
bermasyarakat.
Suatu ketika saya
mendatangi suatu desa terpencil. di daerah perbukitan perkebunan kopi. Letak
desa itu mendekati kota Banyuwangi dan melewati jalan suatu desa yang terletak
antara Situbondo dan Bondowoso. Mobil yang saya naiki merangkak menuju ke atas,
dan kemudian sampai disuatu lokasi yang cukup terpencil tersebut. Karena tujuan
saya untuk survei dan akan menawarkan beberapa produk perusahaan, saya pun
mendatangi toko-toko yang ada di lokasi pasar desa itu. Betapa tercengangnya
saya ketika melihat kenyataan bahwa sebagian besar pemilik toko adalah etnis
Tionghoa. Fenomena apalagi, pikir saya. Saya juga berpikir kalau mereka tidak
bisa berinteraksi dengan warga sekitar, mustahil seorang yang “berbeda"
dapat hidup berdampingan di tempat itu.
Menurut Pak Acong,
meskipun agak melenceng dari persoalan bab ini, ternyata etnis Tionghoa
memiliki falsafah “dimana ada matahari di sanalah ada sumber kehidupan".
Dan saya pun lebih terkejut, bagaimana mereka mengumpulkan asetnya? Ketika saya
tanyakan pada salah satu pemilik toko itu, ternyata asetaset yang dibelinya
sesuai dengan keadaan di sana. Bisa sawah, ladang, ataupun gudang penggilingan
padi, atau gudang tembakau. Dan falsafah itu agaknya memberi
"keteduhan" bagi kita, yang saat ini sedang terancam sumber
nafkahnya. Mencoba meniru tidaklah buruk. tetapi bertindak akan lebih baik
sebelum terlambat. Tidak peduli seberapa banyak kita akan gagal, tetapi yang
lebih penting seberapa banyak kita harus bangkit. Dimana pun kita berada sumber
kehidupan itu ternyata ada di sekeliling kita. Seperti pepatah di ia. kalau
kita mau menerjemahkan "di mana ada peluang di sanalah rezeki akan kita
dapat" Selamat mencoba !!!
---------------------------------------------------------
Website Raja Rak Minimarket yang lain :
---------------------------------------------------------
Website Raja Rak Minimarket yang lain :
Posting Komentar